Langsung ke konten utama

Pengalaman ikut SEP :)


Pada akhir tahun 2017, saya mengalami masa-masa yang berat dalam hidup saya.

Dan saya tidak tahu harus kemana dan berbuat apa agar untuk keluar dari keterpurukan ini.

Lalu datanglah seorang senior alumni Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP), menjelaskan kepada saya apa itu SEP, dan mengajak saya untuk bergabung. Jujur, saya muak dan capek dengan hal-hal yang berbau religi, apalagi ketika saya penuh dengan masalah saat itu. Saya muak se muak-muaknya.

Tak terasa, sebulan, dua bulan berlalu saat terakhir kali saya mendengar SEP dari kakak itu, tiba-tiba kakak itu menghubungi saya lagi, dan lagi, dan lagi untuk ikut SEP. Bahkan dia menyempatkan waktu untuk bertemu dan sharing pengalamannya ikut SEP.

Baiklah, akhirnya saya luluh, setelah begitu gigihnya dia menjelaskan kepada saya apa itu SEP, dan yakin SEP dapat menolong saya dari keterpurukan hidup saya.

Akhirnya saya mendaftarkan diri dan melakukan wawanhati. Ketika saya wawanhati, kegiatan SEP masih belum terbayangkan di benak saya.

Sampai akhirnya datang di rekoleksi awal, bernyanyi  dengan semangat karismatik. Saya Katolik dari lahir, tetapi masih awam dengan kegiatan karismatik. Mereka bertepuk tangan dengan ceria, tapi saya tidak bisa melakukannya. Why? Hati saya masih tertutup. Saya masih fokus kepada masalah-masalah saya. Saya sama sekali tidak bersemangat saat itu. Teman-teman kanan kiri saya sangat excited berkenalan satu sama lain, terlihat jelas dari mata mereka. Tetapi saya tidak. Satu hal yang saya rasakan saat itu. Saya capek, capek jiwa dan raga. Karena saya juga sedang sakit saat itu.

Sampai di hari terakhir rekoleksi awal, ada pencurahan roh kudus. Pembimbing bilang “serahkan semuanya pada Tuhan”. Saya berpikir, “apakah saya bisa??” Saya mencoba mengikuti instruksi dari pembimbing, sampai akhirnya badan saya bergetar. Teman-teman yang lain juga saya dengar ada yang berbicara dengan bahasa roh. Saya pun mulai menangis, tidak tahu apa penyebabnya. Tetapi saat itu saya bisa merasakan bahwa Tuhan menyayangi saya, Tuhan rindu berkomunikasi dengan saya.

Setelah selesai acara pencurahan roh kudus, kita bernyanyi lagi. Kali ini dengan semangat yang berbeda. Entah apa yang terjadi, saat itu saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada Tuhan, lewat nyanyian. Saya jadi lupa bahwa saya punya masalah, dan malah bisa ikut bernyanyi memuliakan Tuhan bersama teman teman saya. Well, saat itu saya berfikir, tidak buruk juga untuk melanjutkan pembelajaran di SEP. Setidaknya saya bisa pulang dengan senyuman saat itu.

Pembelajaran dimulai pada awal februari 2018. Pembelajaran di SEP ini mengajarkan bagaimana kita yang sudah merasakan kasih Tuhan dalam hidup kita, bisa membagikan kabar baik itu kepada orang-orang di sekitar kita. Sehingga mereka yang belum percaya, menjadi percaya. Paling tidak, ketika mengikuti SEP ini ada perubahan yang baik yang terjadi dalam diri kita dengan bantuan roh kudus.

Saya sendiri sangat disayangkan tidak bisa menyelesaikan sampai akhir, sampai retreat perutusan (retus), hanya sampai pertengangan April.  Walaupun kurang lebih hanya 2,5 bulan, ada dampak positif yang terjadi di diri saya. Terutama, saya jadi mau membaca kitab suci dan mencatat permenungan dari ayat itu di dalam buku tulis saya. Setiap hari saya lakukan sampai saat ini.

Ada semangat untuk menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Dan disini pun saya belajar untuk menjadi kuat dengan mengandalkan Tuhan Yesus sebagai pelita hidup saya, sehingga masalah-masalah yang akan saya hadapi tidak akan membuat saya menjadi down dan patah semangat lagi seperti dulu. Karena saya tahu, masalah akan tetap datang, tetapi bagaimana cara kita memandang dan menghadapi masalah itu yang membuat saya berubah. Yaitu dengan mengandalkan Dia, Yesus, yang tidak pernah ingkar janji kepada kita.

Tuhan Yesus Baik!

Jika tertarik, silakan kepoin mengenai Sekolah Evangelisasi Pribadi Orang Muda Katolik (SEP-OMK)
Sekolah Evangelisasi Pribadi Shekinah
Badan Pelayanan Keuskupan - Pembaruan Karismatik Katolik, Keuskupan Agung Jakarta Gedung Shekinah Lantai 3 Jl. Gajah Mada No. 3-5 Komp. Duta Merlin Blok B 41-43, Jakarta 10130

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Masa SMA : SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA

Saat ini, pukul 10.52 entah mengapa saya teringat akan masa SMA saya. Dan satu yang ada di pikiran saya, saya ingin menulis gambaran masa SMA saya di blog ini. Yap, saya sebenarnya tinggal di Jakarta, hanya saja saya harus berpisah dengan kedua orang tua dan menempuh pendidikan di Yogyakarta, kota kelahiran saya. Serame apapun Jogja, tetap nyaman buat saya untuk tinggal disana. Jadi tidak ada masalah dengan saya untuk beradaptasi dengan kultur Jogja.  Di SMA ini bagi saya adalah, titik balik dari kepribadian saya yang sebelumnya anti sosial, tidak banyak bicara, pemalu, prestasi sekolah dibawah rata-rata. Salah satu alasannya adalah karena saya harus tinggal di asrama. Yap, SMA Stella Duce 1 adalah Boarding School. Mau tidak mau saya harus berinteraksi dengan banyak orang. Jujur ini sangat berat untuk saya. Apalagi, ketika saya pertama kali datang ke asrama, suster kepala memberi saya wanti-wanti bahwa saya harus berkelakuan baik, kalau tidak, dalam sehari satu sekol...

Pengalaman dan Tips mengikuti SIMAK UI 2015

Haloo readerrrs, long time no see. Oh ya,, pertama-tama saya ucapin Selamat Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 yaaa :) Seperti janji saya sebelumnya, saya mau sharing pengalaman saya selama saya masih menjadi jobseeker. Lho jobseeker? Tapi kok ambil S2 sih? Yap, dibulan Januari ini, saya memutuskan untuk melanjutkan studi saya ke jenjang yang lebih tinggi. Ini merupakan salah satu target hidup saya di tahun yang baru ini. Saya sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti tes SIMAK UI selama 3 bulan hehe. UI saya pilih karena lokasi perkuliahannya dekat dari rumah saya :) Pada SIMAK UI kali ini saya mengambil jurusan Magister Kenotariatan (MKn). Saya mengikuti tes sekitar tanggal 29 November 2015 kemarin. Puji Tuhan saya lolos SIMAK UI ini. Dan memulai perkuliahan bulan Febuari nanti. Doakan ya readers supaya saya bisa mengikuti perkuliahan dengan baik dan lulus dan menjadi Notaris handal yang bekerja sesuai jalan Tuhan. ^.^ yaudah yuk, daripada saya ntar malah curhat, lang...

Refleksi

Semakin dewasa, diriku semakin dipercaya untuk mendengarkan cerita masalah orang dewasa, contohnya saja cerita mengenai rumah tangga. semakin dewasa, gambaran tentang keluarga semakin jelas.  Memulai rumah tangga memang sangat menyenangkan. Berawal dari masa penjajakan kemudian melanjutkan ke arah yang lebih serius yaitu pernikahan, pemberkatan pernikahan dihadapan Tuhan. Menurutku untuk memulai rumah tangga butuh kepercayaan satu sama lain, rasa saling mencintai. Benarkan? Tapi lebih dari itu, adalah bagaimana cara kita mempertahankan sebuah keluarga. Kita harus menahan rasa egoisme diri kita. Saling pengertian. Membangun keluarga adalah sama dengan membangun Gereja kecil. Apalagi ketika sudah mempunyai anak, mungkin pertimbangan mempertahankan keluarga adalah demi kebahagiaan si anak. Tidak semua orang dilahirkan dengan sifat sama, tidak semua orang cocok satu sama lain karena punya banyak kesamaan. Kecocokan bisa terjadi karena perbedaan. Tapi sampa...