Langsung ke konten utama

Kisah Masa SMA : SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA

Saat ini, pukul 10.52 entah mengapa saya teringat akan masa SMA saya. Dan satu yang ada di pikiran saya, saya ingin menulis gambaran masa SMA saya di blog ini.

Yap, saya sebenarnya tinggal di Jakarta, hanya saja saya harus berpisah dengan kedua orang tua dan menempuh pendidikan di Yogyakarta, kota kelahiran saya.

Serame apapun Jogja, tetap nyaman buat saya untuk tinggal disana. Jadi tidak ada masalah dengan saya untuk beradaptasi dengan kultur Jogja. 

Di SMA ini bagi saya adalah, titik balik dari kepribadian saya yang sebelumnya anti sosial, tidak banyak bicara, pemalu, prestasi sekolah dibawah rata-rata. Salah satu alasannya adalah karena saya harus tinggal di asrama. Yap, SMA Stella Duce 1 adalah Boarding School. Mau tidak mau saya harus berinteraksi dengan banyak orang. Jujur ini sangat berat untuk saya. Apalagi, ketika saya pertama kali datang ke asrama, suster kepala memberi saya wanti-wanti bahwa saya harus berkelakuan baik, kalau tidak, dalam sehari satu sekolah akan tau kelakuan mu yang buruk, maklum satu sekolah isinya cewek semua dengan segala sifat identik perempuan :D

Dengan mendengar suster berkata seperti itu, satu kepribadian baru telah tertanam di diri saya, bahwa saya harus berkelakuan baik selama saya bersekolah. 

Mungkin ini sudah rencana Tuhan, ditahun pertama saya di asrama, saya sekamar dengan teman satu angkatan (Mia) dan kakak angkatan yang suuuupeerr dupeer baik sama saya ( Kak Emil, Kak Amel, Kak Novrin, Kak Ika). Kakak kamar yang sangat perhatian sama saya, dan Mia yang sangat pengertian sama saya, dia gak segan dan blak-blakan menasihati saya jika saya ada salah, dan saya sangat berterimakasih akan hal itu. 

Kehadiran teman dan kakak sekamar saya sangat membantu saya melalui tahun pertama dimana ini adalah masa-masa beradaptasi saya. Saya bisa menghadapi dengan penuh semangat dan bahagia bersekolah dan hidup berasrama. Tidak hanya itu, kepribadian mereka yang unik menginspirasi saya untuk menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Di asrama juga banyak acara seperti Ret-Ret, Outbond, dll yang membuat saya semakin mengenal diri saya sebenarnya. Masa SMA benar-benar titik balik semua sifat saya yang selama ini dibenci masyarakat. 

Untuk kehidupan sekolahnya sendiri, tidak jauh berbeda (mungkin) dari sekolah lain, hanya saja, keberanian saya muncul, sifat pemalu saya hilang karena ditempa di sekolah. Banyak presentasi-presentasi yang mengharuskan kita berbicara di depan umum dan perhargaan atas keberanian seorang siswi maju menjelaskan materi sekecil apapun akan dihargai oleh para pengajar. 

Ketika saya lulus dari sekolah ini, orang tua saya bahkan berkata, bahwa saya banyaaaaak sekali berubah (in a good way) karena saya menjadi sosok yang pemberani, paling tidak berani bertanya ketika sesat dijalan (anda bisa bayangkan betapa buruknya sifat saya, dulu bahkan saya takut untuk bertanya arah jalan kepada orang lain).

Tidak bisa saya pungkiri bahwa selama saya bersekolah, masa SMA lah dimana saya harus berjuang mati-matian untuk mempertahankan nilai, dan menjaga kesehatan. Saya tidak tau bagaimana teman-teman lain belajar, saya juga tidak pernah menyiakan waktu belajar, itupun peringkat saya tidak terlalu bagus, ah memang pinter-pinter yang lain :) Bukanya saya gila peringkat, hanya saja saya ingin membahagiakan kedua orang tua saya dengan perubahan prestasi saya. Walaupun tampaknya berat, jika sudah terbiasa akan terasa enjoy dengan sendirinya. Saya tidak pernah merasa terbebani dengan banyaknya ulangan, kuis atau tugas, karena saya tidak sendiri, saya bersama teman-teman yang lain juga sama-sama berjuang. Maka dari itu dari awal saya sekolah dan sampai lulus saya selalu semangat untuk bersekolah :) Ah I Miss You All angkatan 2011 :3 

Terima kasih SMA Stella Duce 1 Yogyakarta telah mengajarkan saya banyak hal, tidak hanya pelajaran formal tapi juga pelajaran kehidupan. Rencana Tuhan memang indah untuk saya melalui tangan orang-orang disekitar saya dan kedua orang tua saya. Saya tidak pernah menyesal meninggalkan keluarga saya untuk ditempa di sekolah ini dan kembali kepada mereka dengan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumya. 

God Bless You All :)


Komentar

  1. Kak, berapa biaya sekolah di stece? Mahal ya kak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai Ayumi Lantu, aku masuk stece tahun 2008. Pasti biaya sekolahnya berbeda dengan tahun sekarang. Namun, stece cukup coperative untuk berdiskusi mengenai biaya sekolah jika kita cukup berat dengan biaya sekolahnya. Hehe. Semangat Ayumi.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman dan Tips mengikuti SIMAK UI 2015

Haloo readerrrs, long time no see. Oh ya,, pertama-tama saya ucapin Selamat Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 yaaa :) Seperti janji saya sebelumnya, saya mau sharing pengalaman saya selama saya masih menjadi jobseeker. Lho jobseeker? Tapi kok ambil S2 sih? Yap, dibulan Januari ini, saya memutuskan untuk melanjutkan studi saya ke jenjang yang lebih tinggi. Ini merupakan salah satu target hidup saya di tahun yang baru ini. Saya sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti tes SIMAK UI selama 3 bulan hehe. UI saya pilih karena lokasi perkuliahannya dekat dari rumah saya :) Pada SIMAK UI kali ini saya mengambil jurusan Magister Kenotariatan (MKn). Saya mengikuti tes sekitar tanggal 29 November 2015 kemarin. Puji Tuhan saya lolos SIMAK UI ini. Dan memulai perkuliahan bulan Febuari nanti. Doakan ya readers supaya saya bisa mengikuti perkuliahan dengan baik dan lulus dan menjadi Notaris handal yang bekerja sesuai jalan Tuhan. ^.^ yaudah yuk, daripada saya ntar malah curhat, lang...

Refleksi

Semakin dewasa, diriku semakin dipercaya untuk mendengarkan cerita masalah orang dewasa, contohnya saja cerita mengenai rumah tangga. semakin dewasa, gambaran tentang keluarga semakin jelas.  Memulai rumah tangga memang sangat menyenangkan. Berawal dari masa penjajakan kemudian melanjutkan ke arah yang lebih serius yaitu pernikahan, pemberkatan pernikahan dihadapan Tuhan. Menurutku untuk memulai rumah tangga butuh kepercayaan satu sama lain, rasa saling mencintai. Benarkan? Tapi lebih dari itu, adalah bagaimana cara kita mempertahankan sebuah keluarga. Kita harus menahan rasa egoisme diri kita. Saling pengertian. Membangun keluarga adalah sama dengan membangun Gereja kecil. Apalagi ketika sudah mempunyai anak, mungkin pertimbangan mempertahankan keluarga adalah demi kebahagiaan si anak. Tidak semua orang dilahirkan dengan sifat sama, tidak semua orang cocok satu sama lain karena punya banyak kesamaan. Kecocokan bisa terjadi karena perbedaan. Tapi sampa...