Pada akhir tahun 2017, saya mengalami masa-masa yang berat dalam hidup saya. Dan saya tidak tahu harus kemana dan berbuat apa agar untuk keluar dari keterpurukan ini. Lalu datanglah seorang senior alumni Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP), menjelaskan kepada saya apa itu SEP, dan mengajak saya untuk bergabung. Jujur, saya muak dan capek dengan hal-hal yang berbau religi, apalagi ketika saya penuh dengan masalah saat itu. Saya muak se muak-muaknya. Tak terasa, sebulan, dua bulan berlalu saat terakhir kali saya mendengar SEP dari kakak itu, tiba-tiba kakak itu menghubungi saya lagi, dan lagi, dan lagi untuk ikut SEP. Bahkan dia menyempatkan waktu untuk bertemu dan sharing pengalamannya ikut SEP. Baiklah, akhirnya saya luluh, setelah begitu gigihnya dia menjelaskan kepada saya apa itu SEP, dan yakin SEP dapat menolong saya dari keterpurukan hidup saya. Akhirnya saya mendaftarkan diri dan melakukan wawanhati. Ketika saya wawanhati, kegiatan SEP masih belum terbayangka...