Langsung ke konten utama

Postingan

Pengalaman ikut SEP :)

Pada akhir tahun 2017, saya mengalami masa-masa yang berat dalam hidup saya. Dan saya tidak tahu harus kemana dan berbuat apa agar untuk keluar dari keterpurukan ini. Lalu datanglah seorang senior alumni Sekolah Evangelisasi Pribadi (SEP), menjelaskan kepada saya apa itu SEP, dan mengajak saya untuk bergabung. Jujur, saya muak dan capek dengan hal-hal yang berbau religi, apalagi ketika saya penuh dengan masalah saat itu. Saya muak se muak-muaknya. Tak terasa, sebulan, dua bulan berlalu saat terakhir kali saya mendengar SEP dari kakak itu, tiba-tiba kakak itu menghubungi saya lagi, dan lagi, dan lagi untuk ikut SEP. Bahkan dia menyempatkan waktu untuk bertemu dan sharing pengalamannya ikut SEP. Baiklah, akhirnya saya luluh, setelah begitu gigihnya dia menjelaskan kepada saya apa itu SEP, dan yakin SEP dapat menolong saya dari keterpurukan hidup saya. Akhirnya saya mendaftarkan diri dan melakukan wawanhati. Ketika saya wawanhati, kegiatan SEP masih belum terbayangka...
Postingan terbaru

Lintang ada di Belitong!

Hallo pembaca yang budiman, Kembali lagi setelah sekian lama tidak menulis di blog ini, tak terasa saya sudah lulus dari pendidikan master saya. Dan saat ini saya berada di Belitung. Pengalaman yang baru buat saya menetap di luar pulau, sendiri, tanpa kerabat. Ya saat ini saya berada di Belitung. Kota yang sangat indah, yang terkenal dengan keindahan pantainya, dan yang terkenal dengan filmnya “Laskar Pelangi”. Tentu saja saya tidak menyia-nyiakan kesempatan tinggal di Belitung untuk tidak menikmati pantainya.  Bersama kedua teman saya, kami pun jalan-jalan ke berbagai pulau dimulai dari Tanjung Kelayang. Awalnya saya malas panas-panasan di pulau dan di laut.  Tapi perasaan malas itu mulai berubah ketika saya menaiki kapal dan melihat keindahan alam yang terbentang yang sedemikian indah Tuhan ciptakan.  Lautnya benar-benar jernih dan biru.  Benar-benar biru. Laut paling bersih dan paling biru yang pernah saya lihat. Cantik sekali. ...

Kesempatan Baru bagai Kehidupan Baru

Tak terasa sudah di penghujung tahun 2016. Banyak yang saya lewati dan rasakan selama satu tahun ini.  Kesempatan baru yang diberikan Tuhan kepada saya agar saya menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Di awal tahun saya seperti mendapat kesempatan emas, dapat menemukan program yang bernama KOMJak (Kampus Orang Muda Jakarta). Program Beasiswa Pengembangan Diri Komprehensif. Awal tahun 2016, hidup saya penuh kesuraman, saya tidak punya semangat hidup, hidup terasa hampa, saya merasa seperti robot yang mau di peritah kesana kemari. Saya haus akan sumber semangat, maka saya berusaha untuk bangkit dari keterpurukan saya ini. Dan seperti mujizat, kesempatan untuk memperoleh semangat dengan mengikuti KOMJak bagai kehidupan baru bagi saya di tahun ini. Kala itu tanpa ragu saya mendaftar, jujur saya sama sekali tidak tahu, program apakah itu? Namun saya tetap mendaftar karena ada kata yang membuat saya tertarik yaitu "Beasiswa" dan "Pengembangan Diri...

Kisah Masa SMA : SMA STELLA DUCE 1 YOGYAKARTA

Saat ini, pukul 10.52 entah mengapa saya teringat akan masa SMA saya. Dan satu yang ada di pikiran saya, saya ingin menulis gambaran masa SMA saya di blog ini. Yap, saya sebenarnya tinggal di Jakarta, hanya saja saya harus berpisah dengan kedua orang tua dan menempuh pendidikan di Yogyakarta, kota kelahiran saya. Serame apapun Jogja, tetap nyaman buat saya untuk tinggal disana. Jadi tidak ada masalah dengan saya untuk beradaptasi dengan kultur Jogja.  Di SMA ini bagi saya adalah, titik balik dari kepribadian saya yang sebelumnya anti sosial, tidak banyak bicara, pemalu, prestasi sekolah dibawah rata-rata. Salah satu alasannya adalah karena saya harus tinggal di asrama. Yap, SMA Stella Duce 1 adalah Boarding School. Mau tidak mau saya harus berinteraksi dengan banyak orang. Jujur ini sangat berat untuk saya. Apalagi, ketika saya pertama kali datang ke asrama, suster kepala memberi saya wanti-wanti bahwa saya harus berkelakuan baik, kalau tidak, dalam sehari satu sekol...

Pengalaman dan Tips mengikuti SIMAK UI 2015

Haloo readerrrs, long time no see. Oh ya,, pertama-tama saya ucapin Selamat Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 yaaa :) Seperti janji saya sebelumnya, saya mau sharing pengalaman saya selama saya masih menjadi jobseeker. Lho jobseeker? Tapi kok ambil S2 sih? Yap, dibulan Januari ini, saya memutuskan untuk melanjutkan studi saya ke jenjang yang lebih tinggi. Ini merupakan salah satu target hidup saya di tahun yang baru ini. Saya sudah mempersiapkan diri untuk mengikuti tes SIMAK UI selama 3 bulan hehe. UI saya pilih karena lokasi perkuliahannya dekat dari rumah saya :) Pada SIMAK UI kali ini saya mengambil jurusan Magister Kenotariatan (MKn). Saya mengikuti tes sekitar tanggal 29 November 2015 kemarin. Puji Tuhan saya lolos SIMAK UI ini. Dan memulai perkuliahan bulan Febuari nanti. Doakan ya readers supaya saya bisa mengikuti perkuliahan dengan baik dan lulus dan menjadi Notaris handal yang bekerja sesuai jalan Tuhan. ^.^ yaudah yuk, daripada saya ntar malah curhat, lang...

"Wrong is Wrong - Even if Everyone is Doing it"

" Bisakah membedakan kebangsaan orang dari komposisi sendok-garpu pada piring bekas makanan dalam pesawat yang di tinggalkan?" Celoteh teman saya yang kebetulan bekerja untuk sebuah maskapai penerbangan. Jawabnya, jika sendok dan garpu membentuk tanda kali, artinya dia orang Amerika Serikat. Jika sendok dan garpu dalam posisi sejajar, kemungkinan besar dia berasal dari salah satu negara Eropa. Nah, jika tidak ada sendok dan garpu yang tersisa (baca : diambil), artinya dia orang Indonesia. Ini guyonan yang terasa menyebalkan terlebih bagi kita, orang Indonesia, tetapi ternyata hal itu didasari kisah nyata yang terjadi berulang kali. Memang tidak ada larangan tegas membawa pulang sendok-garpu, sebagaimana juga tidak melanggar hukum, tetapi tetap saja olok-olok ini mereferensikan minimnya pemahaman soal etika. Cerita lain, beberapa waktu lalu dalam sebuah lomba lari jarak jauh, seorang pelari maraton elite dari Kenya mengurangi kecepatan larinya demi membantu seorang pelar...

Refleksi

Semakin dewasa, diriku semakin dipercaya untuk mendengarkan cerita masalah orang dewasa, contohnya saja cerita mengenai rumah tangga. semakin dewasa, gambaran tentang keluarga semakin jelas.  Memulai rumah tangga memang sangat menyenangkan. Berawal dari masa penjajakan kemudian melanjutkan ke arah yang lebih serius yaitu pernikahan, pemberkatan pernikahan dihadapan Tuhan. Menurutku untuk memulai rumah tangga butuh kepercayaan satu sama lain, rasa saling mencintai. Benarkan? Tapi lebih dari itu, adalah bagaimana cara kita mempertahankan sebuah keluarga. Kita harus menahan rasa egoisme diri kita. Saling pengertian. Membangun keluarga adalah sama dengan membangun Gereja kecil. Apalagi ketika sudah mempunyai anak, mungkin pertimbangan mempertahankan keluarga adalah demi kebahagiaan si anak. Tidak semua orang dilahirkan dengan sifat sama, tidak semua orang cocok satu sama lain karena punya banyak kesamaan. Kecocokan bisa terjadi karena perbedaan. Tapi sampa...